mentari pagi menyapa, menyeruak dan mengganggu mimpiku lantas membuatku tersadar bahwa hari baru kini menyapaku lagi. seonggok luka kutinggalkan di sudut kamar, dan dosa yang berserakan di otakku menjadi jaminan bahwa aku belum lupa bahwa hidup yang kujalani kini beerbeda dari biasanya. mimpi dan harapan yang kemarin bukan bunga tidur bukan pula pelampiasan akan sebuah yang nyata tapi hanya sekedar lewat dipelataran hari dan sepersekian detik harus terpental akibat keegoisanku membangun persepsi. hari kemarin membantuku berdiri, membuatku berjalan walaupun masih terasa lunglai, dan lelah namun semua haruslah jadi cambuk pemberi semangat karena Tuhan bersamaku...mat hari minggu buatku para pembaca sekalian,
Blogku adalah kumpulan tulisan kecilku yang kuambil dan kuramu menjadi sebuah lukisan hidup yang bergerak dari pengalaman harianku
Saturday, September 20, 2014
jika semua bukan mimpi
mentari pagi menyapa, menyeruak dan mengganggu mimpiku lantas membuatku tersadar bahwa hari baru kini menyapaku lagi. seonggok luka kutinggalkan di sudut kamar, dan dosa yang berserakan di otakku menjadi jaminan bahwa aku belum lupa bahwa hidup yang kujalani kini beerbeda dari biasanya. mimpi dan harapan yang kemarin bukan bunga tidur bukan pula pelampiasan akan sebuah yang nyata tapi hanya sekedar lewat dipelataran hari dan sepersekian detik harus terpental akibat keegoisanku membangun persepsi. hari kemarin membantuku berdiri, membuatku berjalan walaupun masih terasa lunglai, dan lelah namun semua haruslah jadi cambuk pemberi semangat karena Tuhan bersamaku...mat hari minggu buatku para pembaca sekalian,
Thursday, July 24, 2014
curriculum vitae
CURRICULUM VITAE
Nama : Fransiskus X. B Keban, S.IKom
TTL : Lamalewo, 05 April 1989
Alamat : Kelurahan Sarotari RT.013 RW.007 Kecamatan Larantuka
No Hp : 082359259635
Pendidikan :
1.
TKK
Kemala Bhayangkara (1994-1995)
2.
SDK
Lebao Tengah 1(1995-2001)
3.
SMPK
St. Gabriel (2001-2004)
4.
SMA
Seminari San Dominggo – Hokeng (2004-2008)
5.
Novisiat
Sang Sabda (SVD) Kuwu – Manggarai (2008-2009)
6.
Universitas
Nusa Cendana – Kupang (2009-2014)
Pengalaman
Berorganisasi:
1.
Pembantu
Pembina Pramuka Gudep SMPK St. Gabriel
2.
Anggota
Osis SMPK St. Gabriel
3.
Ketua
Bidang Pers SMA Seminari San Dominggo-Hokeng 2007
4.
Anggota
BEM FISIP Undana 2011
5.
Anggota
BLM FISIP Undana 2012
6.
PLT
Ketua Komisariat LMNasDem FISIP-Undana
7.
Ketua
Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) St. Agustinus Fisip 2011/2012
8.
Anggota
Pramuka Gudep Undana 2010
9.
Pernah
melakukan tugas magang di LP2TRI NTT
10. Sekarang aktif menulis di media
lokal NTT dalam bentuk Puisi dan Esai.
surat buat sahabat
REFLEKSI:
SURAT BUAT SAHABAT
Hari melangkah dan waktu meniti
jalannya dan hidupku pun bersamanya. Sepersekian langkah kaki, terhenti di
pojok ini mencoba menengok jejak kaki yang kutinggalkan. Banyak cerita indah
dan pahit menghampiri petualanganku, dan menyeretku pada pengakuan bahwa hidup
ini memang penuh makna. BBC, KMK, COPPER ’09 dan sejuta pertemanan yang kurajut
membantuku sebagai individu melebur jadi kekuatan yang melangkah mengiringi kaki yang mulai lelah menghadapi
sejumput persoalan hidup ini.
Hidup menawarkan sejuta kisah,
menyudutkan apa dan bagaimana jalannya, menyerang pribadi untuk kuat dan
kubangga jadi bagian dari persahabatan ini walaupun seringku jatuh dan bergumul
dalam lilitan dosa diakhirnya. Tuhan tak menutup mata, kalau malaikat tak bisa
kulihat, tak bisa dideskripsikan secara pasti maka aku hanya tahu bahwa
malaikatku adalah mereka (baca: sahabatku) yang menemaniku melangkah sejauh
ini. Kutahu terima kasih tak berarti selesai, bukan panasea, bukan juga sekedar
pamitan karena sahabat tak mengenal akhir, tak mengenal kata berhenti. Dia
selalu ada walaupun jiwa rapuh ini tak lagi bersama tubuh kerdil ini. Dan aku
tetap ada untuk kalian sahabatku.
Fransiskus X. B Keban
Hidup adalah Kamu
Hidup adalah Kamu
Lipatan
kertas kehidupan penuh kerutan,
berbadu
bak percikan air di cadas,
menyisahkan
tanya apakah masih baik adanya?
Kerutan atas lipatan ini bermegah
dalam rindu,
menyeret pengharpan pada pengakuan,
dan menghempaskannya nmenuju inginku.
Cukupkah?
Kekalutan
hati,
melepaskan
angan,
berdiri
atas mimpi dan menyuarakan sedikit kecewa.
Lantas
buatku termangu dalam bingung inikah hidup?
Kaki malas melangkah, walau uratnya
mampu
tangan malas terkatup, walau sendi
masih punya kekuatan
dan semua tetap indah karena hidup
adalah kamu.
Fransiskus
X. B Keban
Saturday, July 19, 2014
Surat Untuk Pemimpin
SURAT UNTUK
PEMIMPIN
Detik
kemenangan menanti,
berpeluh keringat di ujungnya mengawal suara
rakyat katanya.
Sorot
mata tertuju, dan hati pun turut menanti
pemimpin
Indonesia 5 tahun ke depan katanya.
Bak gayung bersambut, surat pun
melayang
menanti jawaban atas serpihan
kata-kata rakyatmu ini.
Pemimpinku...
Kutitipkan
Negeri carut –marut padamu, bukan sekedar untuk dibuat berwarna kelabu
dan
diiringi tangis, bukan juga dipolesi dengan kebohongan karena kami bosan
dibohongi.
Negeri pesakitan
ini, semakin sakit jika tanganmu salah mendiagnosa sakitnya dan berujung salah
memberi
obat.
10
jarimu, kami percaya...
Warna
Negeri ini semakin berwarna jika kalian mengakui perbedaan yang menguatkan
kita, karena
Bhineka
Tunggal Ika jadi pedoman.
Koruptor
jangan diberi ampun, penjahat akan terus menjadi penjahat jika kesempatan tak
lagi
dimaknai
sebagai pertobatan.
Negeri
ini di titik nadir, elit bermain dan rakyat meringis kesakitan.
Pemimpinku...
Negeri ini bukan barat, bukan juga
timur namun negeri tanpa batas
jemarimu
selalu jadi pembeda.
5
tahun bukan waktu lama, bergegas secepat mungkin sebelum langkah mundur
menghampiri.
Kami
bosan menunggu, menunggu dikibuli, dan diajak untuk mundur.
Kaki
dan tangan ini senantiasa bersama, dan hati ini selalu mendukungmu melangkah
menggapai
Indonesia Baru yang lebih baik. Kami selalu penuh harap.
Fransiskus X. B Keban
Tuesday, July 15, 2014
kita memilih
KITA
MEMILIH
Negeri
berpeluh keringat, berdiri dipersimpangan menanti sentuhan
dan
kita menatap ingin melangkah namun menjadi sia-sia.
Semua
tak lagi sama, pemimpin murka dan rakyat tertidur.
mirisnya
angan berkutat dalam mimpi
Negeri
apakah ini? Atau malu menjadi orang Indonesia?
Kini semua berlomba bak kuda pacu,
berkoar tak mau kalah
Habis itu, membuat janji namun
berhenti menempati dan tanya pun menghampiri.
Bukan siapa tapi apa, apa yang nyata diantara yang
abstrak,
dan apa yang layak diantara apa yang seharusnya ada,
kitalah yang memilih.
Di
seberang negeri, di pelataran duka
berdiri kelompok tersisih
mengais
hidup dengan semua kekurangan yang dimiliki,
mengeluh
dengan mentari, mencoba mengempas nasib dengan waktu.
Dan
Tuhan menjadi saksi di antara peluh, sementara mereka menutup mata,
membiarkan
semua larut dalam kemiskinan,dan kita memilih.
Langit belum memberi jawaban, gundah
pun tak lapuk dan semua menagih janji
Pilihan tetap pilihan namun
menentukan, dan kita yang memilih.
Indonesia menanti, apakah tetap
menangis ataukah gembira menghampiri?
Fransiskus X. B Keban
Subscribe to:
Posts (Atom)
Larinya HRS, Bukti Kalau Dia Manusia
Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan berita soal Habib Rizieq Shihab. Bukan soal pelanggaran protokol kesehatan saat tiba ...