Saturday, July 19, 2014

Surat Untuk Pemimpin



SURAT UNTUK PEMIMPIN

Detik kemenangan menanti,
 berpeluh keringat di ujungnya mengawal suara rakyat katanya.
Sorot mata tertuju, dan hati pun turut menanti
pemimpin Indonesia 5 tahun ke depan katanya.
            Bak gayung bersambut, surat pun melayang
            menanti jawaban atas serpihan kata-kata rakyatmu ini.
Pemimpinku...
Kutitipkan Negeri carut –marut padamu, bukan sekedar untuk dibuat berwarna kelabu
dan diiringi tangis, bukan juga dipolesi dengan kebohongan karena kami bosan dibohongi.
Negeri pesakitan ini, semakin sakit jika tanganmu salah mendiagnosa sakitnya dan berujung salah
memberi obat.
10 jarimu, kami percaya...
Warna Negeri ini semakin berwarna jika kalian mengakui perbedaan yang menguatkan kita, karena
Bhineka Tunggal Ika jadi pedoman.
Koruptor jangan diberi ampun, penjahat akan terus menjadi penjahat jika kesempatan tak lagi
dimaknai sebagai pertobatan.
Negeri ini di titik nadir, elit bermain dan rakyat meringis kesakitan.
            Pemimpinku...
            Negeri ini bukan barat, bukan juga timur namun negeri tanpa batas
jemarimu selalu jadi pembeda.
5 tahun bukan waktu lama, bergegas secepat mungkin sebelum langkah mundur
menghampiri.
Kami bosan menunggu, menunggu dikibuli, dan diajak untuk mundur.
Kaki dan tangan ini senantiasa bersama, dan hati ini selalu mendukungmu melangkah
menggapai Indonesia Baru yang lebih baik. Kami selalu penuh harap.
                                                                                    Fransiskus X. B Keban

No comments:

Post a Comment

Larinya HRS, Bukti Kalau Dia Manusia

    Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan berita soal Habib Rizieq Shihab. Bukan soal pelanggaran protokol kesehatan saat tiba ...