REFLEKSI:
SURAT BUAT SAHABAT
Hari melangkah dan waktu meniti
jalannya dan hidupku pun bersamanya. Sepersekian langkah kaki, terhenti di
pojok ini mencoba menengok jejak kaki yang kutinggalkan. Banyak cerita indah
dan pahit menghampiri petualanganku, dan menyeretku pada pengakuan bahwa hidup
ini memang penuh makna. BBC, KMK, COPPER ’09 dan sejuta pertemanan yang kurajut
membantuku sebagai individu melebur jadi kekuatan yang melangkah mengiringi kaki yang mulai lelah menghadapi
sejumput persoalan hidup ini.
Hidup menawarkan sejuta kisah,
menyudutkan apa dan bagaimana jalannya, menyerang pribadi untuk kuat dan
kubangga jadi bagian dari persahabatan ini walaupun seringku jatuh dan bergumul
dalam lilitan dosa diakhirnya. Tuhan tak menutup mata, kalau malaikat tak bisa
kulihat, tak bisa dideskripsikan secara pasti maka aku hanya tahu bahwa
malaikatku adalah mereka (baca: sahabatku) yang menemaniku melangkah sejauh
ini. Kutahu terima kasih tak berarti selesai, bukan panasea, bukan juga sekedar
pamitan karena sahabat tak mengenal akhir, tak mengenal kata berhenti. Dia
selalu ada walaupun jiwa rapuh ini tak lagi bersama tubuh kerdil ini. Dan aku
tetap ada untuk kalian sahabatku.
Fransiskus X. B Keban
No comments:
Post a Comment