Blogku adalah kumpulan tulisan kecilku yang kuambil dan kuramu menjadi sebuah lukisan hidup yang bergerak dari pengalaman harianku
Tuesday, January 30, 2018
rindu 1
Sajak Rindu
Rindu berpeluh duka, menjelajahi raga yang kalut. Biarkan jiwa terlepas dalam ingin lalu tersentak pergi.
Malam teriak dan terus berteriak
menakar yang belum sempat diraih
namun kaki tak bisa lagi melangkah
dan tangan ini, aw sama saja tak mampu lagi berbuat.
Dan Rindu tetaplah rindu,
berjalan seiring akhlak yang tak mampu menjawab,
mengikuti hati yang sudah terlebih dahulu beranjak dari singgasana kenyamaan
dan meninggalkan luka di sisinya.
Aw...rindu akan tetap rindu,
rindu yang tak bisa tergantikan walau hari tak lagi sama, dan bulan telah berganti nama.
Dan rindu itupun masih ada, kemarin, hari ini dan di masa yang akan datang.
Sajak Pengantar Mimpi
Kutulis kisahku saat semua yang kuharapkan tak lagi sama,
seperti awan pada langit, bunga pada tanah.
Rumit, dan tersisih
Mengundang tanya tapi minim jawaban,
sia-sia dan lenyap.
Tinggalkan raga yang menyepi dan terus menyepi,
menoleh pada kilas balik hidup namun pantang maju.
Mencoba bersuara pada titik ini, tapi lidah seolah keluh bercampur luka di dalamnya.
Semua pupus saat kamu bukan dia yang kucari...
#SajakPengantarMimpi"
Sunday, January 28, 2018
CATATAN HIDUP YANG DILUPAKAN
Refleksi Tentang Malam
Salahku adalah membiarkan tangan ini melukiskan kisah di balik sisi hidup seorang yang mulai jengah dengan proses pembiaran akan makna dibalik realitas kehidupan yang terlipat oleh waktu. Dan Kutulis kisah ini saat aku tidak lagi bersama mereka yang senantiasa menjadi inspirasiku, tidak juga bersama kumpulan manusia yang senantiasa bercermin tentang ke-diri-an mereka yang tidak sempurna. Iya...hidup telah mengantar aku pada perbedaan ruang dan waktu, menyeretku pada pasungan keadaban hidup yang mulai berdiri menguasai sendi akhlakku dan menciptakan sebuah patron bahwa hidup adalah cerminan kegagalanku untuk menguasainya kembali. Bagi kebanyakan mereka, aku hanya binatang jalanan yang mulai belajar untuk memaknai hidup dengan cara pandangku tanpa harus beriktiar untuk menganggap perbedaan sebagai sebuah keharusan untuk mencoba menjadi orang lain bagi mereka, aku tetap seperti yang dulu. Aku hanya tidak bisa membedakan sebuah cita-cita dan hayalan hingga aku terjerembab pada lubang keangkuhan walaupun keangkuhan ini tak lantas buatku melupakan siapa kalian, dan bagaimana kalian di mataku. Kalian tetap yang terbaik, aku hanya mau menjadi penting ketika orang yang kalian anggap penting mulai melupakan kalian. Aku memang binatang namun masih punya pikiran dan hati untuk melihat hidup ini sebagai sebuah proses belajar yang berbeda dengan pendidikan formal yang kujalani sejauh ini. Aku tetap seperti yang dulu dengan semua ceria yang kalian ajarkan, dengan tangis yang kalian berikan tuk bantuku berdiri sampai saat ini aku dapat menjadi manusia seutuhnya. Tanpa harus hidup dalam kepura-puraan yang semu, atau hanya sekedar menjadi penggembira ditengah kekalutan hidup ini karena hidup selalu punya makna keras diawal namun selalu lembut diakhit ceritanya sembari menunggu saat yang tepat untuk Tuhan mempertemukan kita kembali di titik yang sama walaupun di waktu yang berbeda.
wtb,28/1
Salahku adalah membiarkan tangan ini melukiskan kisah di balik sisi hidup seorang yang mulai jengah dengan proses pembiaran akan makna dibalik realitas kehidupan yang terlipat oleh waktu. Dan Kutulis kisah ini saat aku tidak lagi bersama mereka yang senantiasa menjadi inspirasiku, tidak juga bersama kumpulan manusia yang senantiasa bercermin tentang ke-diri-an mereka yang tidak sempurna. Iya...hidup telah mengantar aku pada perbedaan ruang dan waktu, menyeretku pada pasungan keadaban hidup yang mulai berdiri menguasai sendi akhlakku dan menciptakan sebuah patron bahwa hidup adalah cerminan kegagalanku untuk menguasainya kembali. Bagi kebanyakan mereka, aku hanya binatang jalanan yang mulai belajar untuk memaknai hidup dengan cara pandangku tanpa harus beriktiar untuk menganggap perbedaan sebagai sebuah keharusan untuk mencoba menjadi orang lain bagi mereka, aku tetap seperti yang dulu. Aku hanya tidak bisa membedakan sebuah cita-cita dan hayalan hingga aku terjerembab pada lubang keangkuhan walaupun keangkuhan ini tak lantas buatku melupakan siapa kalian, dan bagaimana kalian di mataku. Kalian tetap yang terbaik, aku hanya mau menjadi penting ketika orang yang kalian anggap penting mulai melupakan kalian. Aku memang binatang namun masih punya pikiran dan hati untuk melihat hidup ini sebagai sebuah proses belajar yang berbeda dengan pendidikan formal yang kujalani sejauh ini. Aku tetap seperti yang dulu dengan semua ceria yang kalian ajarkan, dengan tangis yang kalian berikan tuk bantuku berdiri sampai saat ini aku dapat menjadi manusia seutuhnya. Tanpa harus hidup dalam kepura-puraan yang semu, atau hanya sekedar menjadi penggembira ditengah kekalutan hidup ini karena hidup selalu punya makna keras diawal namun selalu lembut diakhit ceritanya sembari menunggu saat yang tepat untuk Tuhan mempertemukan kita kembali di titik yang sama walaupun di waktu yang berbeda.
wtb,28/1
Subscribe to:
Posts (Atom)
Larinya HRS, Bukti Kalau Dia Manusia
Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan berita soal Habib Rizieq Shihab. Bukan soal pelanggaran protokol kesehatan saat tiba ...